Persalinan Dibantu Alat
Jika pada fase kedua/ kala dua
persalinan tidak maju dan janin tidak juga lahir, sedangkan Anda sudah
kehabisan tenaga untuk mengejan, maka dokter akan melakukan persalinan
berbantu, yaitu persalinan dengan menggunakan alat bantu yang disebut forsep
atau vakum. Jika tidak berhasil maka akan dilakukan operasi caesar.
Persalinan
dibantu Vakum (Ekstrasi Vakum)
Disebut juga ekstrasi vakum. Vakum
adalah seatu alat yang menggunakan cup penghisap yang dapat menarik bayi keluar
dengan lembut.
Cara kerjanya sangat sederhana,
yaitu vakum diletakan diatas kepala bayi, kemudian ada selang yang
menghubungkan mangkuk ke mesin yang bekerja dengan listrik atau pompa. Alat ini
berpungsi membantu menarik kepala bayi ketika Anda mengejan. Jadi tarikan
dilakukan saat Anda mengejan, dan saat mulut rahim sudah terbuka penuh (FASE
KEDUA) dan kepala bayi sudah berada dibagian bawah panggul.
Persalinan dengan vakum dilakukan
bila ada indikasi membahayakan kesehatan serta nyawa ibu atau anak, maupun
keduanya. Jika proses persalinan cukup lama sehingga ibu sudah kehilangan
banyak tenaga, maka dokter akan melakukan tindakan segera untuk mengeluarkan
bayi, misalnya dengan vakum. Keadaan lain pada ibu, yaitu adanya hipertensi
(preeklamsia) juga merupakan alasan dipilihnya vakum sebagai alat bantu
persalinan. Daam keadaan demikian, Anda tidak boleh mengejan terlalu kuat
karena mengejan dapat mempertinggi tekanan darah dan membahayakan jiiwa Anda.
Vakum juga dikerjakan apabila terjadi gawat janin yang ditandai dengan denyut
jantung janin lebih dari 160 kali permenit atau melambat mencapai 80 kali permenit
yang menandakan bahwa bayi telah mengalami kekurangan oksigen (HIPOKSIA).
Proses persalinannya sendiri
menghabiskan waktu lebih dari 10 menit. Namun, dibutuhkan waktu sekitar 45
menit untuk menjalani seluruh prosedur.
EFEK SAMPING
Selain sesuai dengan keadaan diatas,
vakum baru boleh dikerjakan bila sarat-saratnya terpenuhi. Sarat tersebut yaitu
panggul ibu tidak sempit, artinya dapat dilewati oleh janin, janin tidak
terlalu besar, pembukaan sudah lengkap, dan kepala janin sudah memasuki dasar
panggul ibu. Jika sarat tersebut tidak terpenuhi, misalnya janin terlalu besar
dan kepala janin masih terletak tinggi didalam panggul, maka operasi seksio
caesaria adalah pilihannya.
Efek samping dari persalinan dengan
dibantu vakum ini adalah terjadi perlukaan yang lebih luas pada jalan lahir,
juga pendarahan dijalan lahir. Sedangkan pada bayi, resiko vakum secara umum
adalah terjadinya luka atau lecet dikulit kepala. Inipun dapat diobati dengan
obat anti septik. Kondisi ini biasanya akan hilang sendiri setelah bayi usia
seminggu. Resiko yang lebih berat adalah terjadinya pendarahan diantara
tulang-tulang kepala (cephal hematome), juga terjadi pendarahan dalam otak.
Persalinan
Dibantu forsep (ekstrasi forsep)
Forsep merupakan alat bantu
persalinan yang terbuat dari logam menyerupai sendok. Berbeda dengan vakum,
persalinan yang dibantu forsep bisa dilakukan meski Anda tidak mengejan,
misalnya saat terjadi keracunan kehamilan, asma, atau penyakit jantung.
Persalinan dengan forsef relatip lebih beresiko dan lebih sulit dilakukan
dibandingkan dengan vakum. Namun kadang terpaksa dilakukan juga apabila kondisi
ibu dan anak sangat tidak baik.
Dokter akan meletakan forsep
diantara kepala bayi dan memastikan itu terkunci dengan benar, artinya kepala
bayi dicengkram dengan kuat dengan forsep. Kemudian forsep akan ditarik keluar
sedangkan ibu tidak perlu mengejan terlalu kuat. Persalinan forsep biasanya
membutuhkan episiotomi.
Forsep digunakan pada ibu pada
keadaan sangat lemah, tidak ada tenaga, atau ibu dengan penyakit hipertensi
yang tidak boleh mengejan, forsep dapat menjadi pilihan. Demikian pula jika
terjadi gawat janin ketika janin kekurangan oksigen dan harus segera
dikeluarkan. Apabila persalinan yang dibantu forsep telah dilakukan dan tetap
tidak bisa mengeluarkan bayi, maka operasi caesar harus segera dilakukan.
Pada bayi dapat terjadi kerusakan
saraf ketujuh (nervus fasialis), luka pada wajah dan kepala, serta patah tulang
wajah dan tengkorak. Jika hal itu terjadi, bayi harus diawasi dengan ketat
selama beberapa hari. Tergantung derajat keparahannya, luka tersebut akan
sembuh sendiri. Sedangkan pada ibu, dapat terjadi luka pada jalan lahir atau
robeknya rahim (ruptur uteri).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar