Sabtu, 11 Juni 2011

EROSI SERVIKS

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Servik uteri adalah penghalang penting bayi masuknya ke dalam genetalia interna. Dalam hubungan ini seorang nulliparadalam keadaan normalkanalis servikalis bebas kuman, pada seorang multipara dengan ostium utero eksternum sudah lebih terbuka, batas ke atas dari daerah bebas kuman ialah ostium uteri internum.
Radang pada serviks uteri biasanya terdapat pada porsio uteri diluar ostium uteri eksternum dan/atau pada endoserviks uteri. Pada beberapa penyakit kelamin, seperti gonorea, sifilis, ulkus molle, dan granuloma inguinale, dan pada tuberculosis, dapat ditemukan radang pada serviks.
2. Permasalahan
Dalam makalah ini kami ingin membahas lebih lengkap tentang “erosi serviks”.
3. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan kami dalam membuat makalah ini adalah :
a. Tujuan umum : ingin mengetahui lebih dalam tentang erosi serviks.
b. Tujuan Khusus :
a. Ingin mengetahui tentang pengertian erosi serviks.
b. Ingin mengetahui etiologi erosi serviks.
c. Mengetahui tentang tanda gejala dan penanganan terhadap erosi serviks.


BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Erosi Porsio
Erosi Porsio ialah adanya sekitar ostiu uteri eksternum suatu berwarna merah menyala dan agak mudah berdarah. (Winkjosastro, Jakarta : 2005 Hal 167).
Sedangkan menurut www.geogle memahami Reproduksi wanita erosi porsio adalah pengisikan mulut rahim yang disebabkan oleh karena manipulasi atau keterpaparan oleh bendah yang dapat mengakibatkan menjadi radang dan lama – lama menjadi infeksi.
Kemudian menurut srwono Prawirohardjo erosi serviks dewasa ini telah sangat jarang sekali di pakai pada sumber kepustakaan, dan sekarang ini yang tampak adalah bahwa “erosi” sebenarnya ialah servisitis kronika.
Penyakit ini dijumpai pada sebagian besar wanita yang pernah melahirkan. Luka –luka kecil maupun besar pada serviks karena partus atau abortus memudahkan masuknya kuman –kuman ke dalam endoserviks dan kelenjar – kelenjarnya lalu menyebabkan infeksi menahun.
2. Etiologi Erosi Porsio
a. Keterpaparan suatu benda pada saat pemasangan AKDR. Pada saat pemasangan alat kontrasepsi yang digunakan tidak steril yang dapat menyababkan infeksi. AKDR juga mengakibatkan bertambahnya volume dan lama haid (darah merupakan media subur untuk berkembangbiaknya kuman) penyebab terjadi infeksi.
b. Infeksi pada masa reproduktif menyebabkan batas antara epitel canalis cervicalis dan epitel portio berpindah, infeksi juga dapat memyebabkan menipisnya epitel portio dan gampang terjadi erosi pada porsio (hubungan seksual).
c. Pada masa reproduktif batas berpindah karena adanya infeksi (cervicitis, kolpitis).
d. Rangsangan luar maka epitel gampang berapis banyak dan porsio mati dan diganti dengan epitel silinderis canalis servikalis. (Winkjosastro, Jakarta : 2005 Hal. 167).
3. Patofisiologi Terjadinya Erosi Porsio
Proses terjadinya erosi portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar misalnya IUD. IUD yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat membentuk ion Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi denaturasi / koalugasi membaran sel dan terjadilah erosi portio.
Bisa juga dari gesekan benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan sel superfisialis terkelupas dan terjadilah erosi portio. Dari posisi IUD yang tidak tepat menyebabkan reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio.
Dari semua kejadian erosi portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis menyebabkan metastase keganasan leher rahim.
Selain dan personal hygien yang kurang IUD juga dapat menyebabkan bertambahnya volume dan lama haid darah merupakan medai subur untuk masuknya kuman dan menyebabkan infeksi, dengan adanya infeksi dapatmasuknya kuman dan menyebabkan infeksi.
Dengan adanya infeksi dapat menyebabkan Epitel Portio menipis sehingga mudah menggalami Erosi Portio, yang ditandai dengan sekret bercampur darah, metrorrhagia, ostium uteri eksternum tampak kemerahan, sekred juga bercampur dengan nanah, ditemukan ovulasi nabathi. (Winkjosastro, hanifa. Ilmu kandungan jilid I, YBPS-SP, Jakarta : 2005).
4. Tanda dan Gejala
a. Sekret bercampur darah setelah bersenggama
b. Dapat menimbulkan pendarahan kontak atau metrrrhagia.
c. Portio uterus disekitar ostium uteri eksternum tampah daerah kemerah-merahan yang sulit dipisahkan secara jelas dan Epitel Portio.
d. Sekret juga tidak dapat bercampur dengan nanah.
e. Pada Erosi sering di ketemukan ovula nobathii. (Winkjosastro, Jakarta : 2005 Hal 175).
5. Penanganan
Erosi dapat disembuhkan dengan obat keras seperti AgNO3 10% atau Albothyl yang menyebabkan nekrose Epitel silinderis dengan harapan bahwa kemudian diganti dengann Epitel gepeng berlapis banyak.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Erosi Porsio ialah adanya sekitar ostiu uteri eksternum suatu berwarna merah menyala dan agak mudah berdarah.
b. Penyebabnya yaitu : infeksi pada masa reproduktif, keterpaparan suatu benda pada sat pemasangan AKDR, dan rangsangan luar maka epitel gampang berapis banyak dan porsio mati dan diganti dengan epitel silinderis canalis servikalis.
c. Patofisiologinya : Proses terjadinya erosi portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar misalnya IUD.
d. Tanda dan gejala nya yaitu : Sekret bercampur darah setelah bersenggama, dapat menimbulkan pendarahan kontak, portio uterus disekitar ostium uteri eksternum tampah daerah kemerah-, sekret kadang tidak bercampur dengan nanah, pada Erosi sering di ketemukan ovula nobathii.
e. Erosi dapat disembuhkan dengan obat keras seperti AgNO3 10% atau Al Bothyl.
2. Saran
Sebaiknya sebagai tenaga kesehatan kedepannya kita lebih hati – hati dan teliti dalam melakukan tindakan kebidanan terhadap pasien agar dapat meminimalkan angka inveksi dan kecacatan pada klien dan juga hendaknya kita bisa menjaga kebersihan diri kita sendiri.



DAFTAR PUSTAKA

Prawihardjo sarwono.1994.Ilmu Kandungan.Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirahardjo:Jakarta
www.gooegle memahami Reproduksi wanita.
Winkjosastro, hanifa. Ilmu kandungan jilid I, YBPS-SP, Jakarta : 2005
Winkjosostro, Jakarta : 2003.

2 komentar:

Ratih mengatakan...

Trims artikelx, dah bantu sy ngerjain tugas :)

harnita novia mengatakan...

oke sama2 ratih.....
semoga ilmunya bermanfaat untuk kita semua